Jumat, 13 April 2018

Bagaimana cara mencegah agar kepala bayi tidak peyang?

Bagaimana cara mencegah agar kepala bayi tidak peyang?



Bagaimana cara mencegah agar kepala bayi tidak peyang?

Sering kita jumpai kepala bayi peyang. Sudah mengatur posisi bayi sedemikian rupa, namun masih saja kepala si kecil peyang. Benarkah kita sudah maksimal dalam pengaturan posisinya?

Bayi- bayi yang lebih banyak terlentang di dalam buaian kita, kursi mobil, dan ayunan beresiko menderita Placiocefali atau " sindroma kepala peyang/datar ".

Penasehat Parents Ari Brown, MD dalam bukunya Baby 411, menuliskan langkah- langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah agar kepala bayi tidak peyang.

BACA


Ada 4 langkah yang bisa coba kita lakukan, yaitu

1. Memvariasikan posisi berbaring bayi kita di atas buaian, atau saat popok dan baju sedang digantikan, gerakkan kepala bayi bergantian arah.

2. Pada saat sedang menyusui, gunakanlah lengan kanan dan kiri secara bergantian untuk menyangga kepalanya.

3. Menengkurapkan bayi agar kepala bayi tidak terlalu lama tertekan. Dalam 8 minggu pertama, bayi harus ditidurkan tengkurap minimal 5 menit setiap harinya. Setelah melewati masa tersebut, sesinya ditambah menjadi 3 sesi perhari yang berdurasi masing- masing 5 menit.

4. Kalau bayi kita rewel saat ditengkurapkan, berbaringlah di dekat mereka. Tengkurapkan bayi diatas dada kita. Bisa sesekali kita mengangkat badannya tinggi- tinggi sambil bermain seperti posisi " pesawat terbang ".

Selamat mencoba, semoga bermanfaat 😉


Bidan Oveeta_29

BACA

Minggu, 18 Februari 2018

DEMAM pasca IMUNISASI, BAGAIMANAKAH CARA MENGATASINYA?

DEMAM pasca IMUNISASI, BAGAIMANAKAH CARA MENGATASINYA?



DEMAM pasca IMUNISASI, BAGAIMANAKAH CARA MENGATASINYA?



Dalam buku Pengantar Ilmu Kesehatan Anak dan Kebidanan, karangan Aziz Alimul dijelaskan bahwa imunisasi merupakan salah satu cara agar bayi kebal dari berbagai penyakit, sehingga bayi dapat tumbuh dengan sehat.  Imunisasi dilakukan dengan memasukkan vaksin tertentu ke dalam tubuh bayi.  Vaksin merupakan bahan perangsang pembentuk zat anti yang dapat mencegah suatu penyakit, yang dimasukkan ke dalam tubuh si Kecil, baik dengan suntikan, seperti pada vaksin BCG, DPT, campak, maupun melalui mulut seperti pada vaksin polio.

Yup, benar sekali imunisasi merupakan tindakan pencegahan yang efektif untuk melawan beberapa penyakit. Imunisasi mempunyai beberapa efek samping, tapi dari beberapa efek samping tersebut, yang sering timbul adalah terjadinya demam. Karena efek samping itulah, ada beberapa Bunda yang merasa khawatir, bahkan ada yang merasa
 "kapok" karena anak jadi rewel setelahnya.

Berikut beberapa tips yang bisa Bunda lakukan saat si Kecil demam setelah imunisasi:

1. Meningkatkan asupan ASI untuk bayi

Saat bunda mendapati bayi terserang demam, langkah awal yang perlu bunda lakukan adalah memberikannya asupan cairan berupa ASI. Bunda harus tahu dan faham bahwa saat bayi demam, cairan tubuhnya akan keluarnya lebih banyak baik itu lewat keringat ataupun urine. Oleh sebab itu, bunda harus meningkatkan asupan ASI guna mencegah dehidrasi. ASI juga terbukti klinis mengandung nutrisi lengkap yang dapat membantu meningkat kekebalan tubuh bayi. Seperti asam lemak essensial berupa DHA (docosahexaneoic acid), AA (arachidonic acid), ALA (alfa linoleic). Selain itu ada juga beragam protein (yakni whey dan kasein), zat Ganfliosida (GA) serta Immunoglobulin A (IgA) yang berguna sebagai antibakteri dan melawan infeksi kuman.

2. Berikanlah pakaian yang tipis

Ketika bayi demam, sering ya kita temui beberapa bunda berikan selimut yang tebal untuk menyelimutinya. Sebaiknya bunda jangan memberikan pakaian yang terlalu tebal, apalagi sampai diselimuti bertumpuk-tumpuk.  Tindakan tersebut justru membuat panas tubuhnya tidak keluar. Sebaliknya jika bunda memberikan pakaian sejuk, keringatnya akan mudah keluar dan diserap. Anak juga tidak kegerahan. Tindakan ini dapat membantu menurunkan demam lebih cepat. Namun apabila bayi terlihat sangat rewel, barangkali ia merasakan meriang. Bunda bisa menyematkan selimut (tapi jangan yang berbahan terlalu tebal) di badannya agar bayi bisa merasa lebih nyaman.

3. Peluk dan berikan dekapan

Walaupun tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, namun banyak fakta yang membutikkan bahwa pelukan seorang ibu bisa membantu menyembuhkan sakit pada tubuh anaknya. Menurut catatan studi, sentuhan tangan ibu akan menyalurkan energi postif ke tubuh anak, sehingga produksi hormon endorfin pun juga akan meningkat. Hormon endorfin ini berperan untuk mengurangi stres, meningkatkan rasa bahagia dan juga perasaan nyaman. Dengan demikian, gejala-gejala sakit otomatis akan berkurang. Nah, saat bayi demam, bunda bisa mencoba menyentuh dahinya dan memberikan pelukan pada tubuhnya. Selain itu, hal yang bisa dilakukan, berusahalah memberikan ucapan motivasi kepada bayi, seperti “Kamu pasti akan sembuh nak, Insya Allah. Bunda disini kok!” .Dan tak lupa berikan doa-doa agar bayi bisa semakin tenang.

4. Kompres dengan air hangat

Air hangat bisa membantu memberikan efek rileksasi dan membuat pori-pori tubuh terbuka, sehingga panas pun bisa cepat keluar. Maka itu, sebaiknya saat bayi demam segera berikan pertolongan pertama dengan mengompres si bayi. Namun ingat, jangan gunakan air dingin! Sesuai anjuran medis, mengompres yang benar adalah menggunakan air hangat. Bunda bisa memberikan handuk kecil untuk mengompres bagian-bagian tubuhnya, seperti di dahi, ketiak, atau di telapak kakinya.

5. Kompres bekas suntikan dengan air dingin

Kenaikan suhu tubuh yang dialami bayi pasca imunasasi merupakan efek dari pemberian suntikan vaksin. Umumnya bila bekas suntikan membengkak, maka suhu tubuh akan semakin naik sehingga demam tak kunjung turun. Untuk itu, alternatif mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan kompresan air dingin di area kulit bekas suntikan. Tindakan tersebut tidak hanya berguna untuk mengatasi bengkak (inflamasi) tapi juga meredakan rasa nyeri. Bunda cukup mengompresnya sekitar 20-30 menit disetiap harinya.

6. Kompres dengan parutan kentang

Cara mengatasi bayi demam setelah imunisasi selanjutnya adalah dengan mengompres dengan parutan kentang. Cara ini umum dipraktekkan untuk anak-anak berusia balita. Kenapa Kentang ??? Karena kentang memiliki kandungan senyawa aktif yang bisa membantu menurunkan suhu tubuh. Untuk itu, bunda bisa memanfaatkannya sebagai bahan alami penurun panas. Cara penggunaannya sangat mudah, pertama sediakan dulu satu buah kentang. Cuci bersih hingga kotorannya hilang. Lalu kupas kulitnya, potong kecil-kecil dan haluskan dengan blender. Setelah itu, bunda bisa memasukkan parutan kentang tersebut ke dalam kaus kaki, kemudian mengenakannya pada telapak kaki buah hati bunda. Biasanya metode ini bisa menurunkan suhu tubuh hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja.

7. Metakkan bayi di ruangan sejuk

Tips selanjutnya untuk mengatasi bayi demam setelah imunisasi yakni meletakkannya di ruangan yang sejuk. Usahakan ruangan tersebut tidak terlalu tertutup, celah ventilasinya juga cukup. Namun hindari dulu ruangan ber-AC atau adanya kipas angin. Kedua alat tersebut memang bisa menurunkan suhu ruangan, tapi efeknya bagi bayi justru tidak sehat. Sebagaimana dikemukakan dalam beberapa studi, bayi yang terlalu sering tidur dalam ruangan ber-AC atau ruangan dengan kipas angin, maka bayinya cenderung mengalami gangguan kesehatan. Misalnya saja, gangguan pada paru-paru (pneumonia), sesak nafas, batuk dan juga demam.

8. Berendam dengan air hangat

Selain mengompres dahinya dengan air hangat, bunda juga boleh memandikan bayi dengan air hangat guna mempercepat proses kesembuhan demam. Mandi dengan air hangat tidak dilarang untuk bayi. Justru tindakan ini akan membuat tubuh bayi menjadi lebih rileks dan nyaman. Menurut beberapa pakar medis pun juga telah mengatakan bahwa larangan mandi setelah imunisasi hanyalah mitos belaka. Bayi diperbolehkan mandi, asalkan menggunakan air hangat atau ruam-ruam kuku. Namun jika bunda tetap ragu, bunda cukup membasuh tubuhnya dengan handuk hangat, dan tidak perlu berendam. Cara tersebut juga bisa membantu menurunkan demam pada bayi.

9. Hindarkan bayi dari aktivitas berlebihan

Seiring bertambahnya usia, biasanya tingkat keaktifan bayi akan semakin meningkat. Hal ini tentu menjadi kemajuan yang positif bagi perkembangannya. Namun bila bayi sedang mengalami demam, sebaiknya batasi aktivitasnya. Jangan sampai bayi merasa kelelahan. Bunda juga jangan membawa bayi berpergian untuk sementara waktu. Biarkan ia beristirahat dengan begitu tubuhnya bisa lebih fit, dan proses penyembuhan demam pun bisa lebih lama.

10. Menambah waktu istirahat

Berkaitan dengan poin sebelumnya, saat bayi sakit sebaiknya batasi aktivitasnya dan tingkatkan waktu istirahatnya. Bunda bisa mengendongnya serambi memberikan ASI agar bayi cepat tertidur. Letakkan ia di ruangan yang nyaman dan pakaian yang tidak terlalu tebal sehingga bayi tidak rewel berlebihan. Perlu bunda ketahui bahwa memperbanyak berisitirahat bisa membantu rileksasi otot-otot tubuh serta mengoptimalkan kinerja sistem imun dalam melawan kuman, sehingga demam pun cepat turun. Sebaliknya jika anak terlalu banyak aktivitas maka suhu tubuh yang dikeluarkan cenderung tinggi sehingga demamnya akan sulit turun.

Catatan:

- ⚡Jika cara-cara diatas sudah bunda praktekkan namun belum bisa menurunkan suhu tubuh bayi, maka pilihan terakhir adalah membawanya berobat ke dokter. Umumnya tindakan ini dilakukan jika suhu tubuh bayi telah mencapai 38oC hingga 40oC. Nantinya dokter akan memberikan obat penurun panas (seperti paracetamol) yang aman bagi bayi dengan dosis yang tepat.

- ⚡Tanggaplah jika bayi menunjukkan reaksi  berlebihan terhadap pemberian imunisasi. Biasanya meraka akan mengalami gejala seperti muntah, sesak nafas, denyut jantung tak beraturan, muncul ruam kemerahan di kulitnya, pucat, rewel berlebihan, tidak nafsu makan, bahkan hingga hilangnya kesadaran. Kondisi ini sangat berbahaya dan jika sampai terjadi maka cepatlah membawa bayi ke rumah sakit atau dokter.

- ⚡Hal yang tidak kalah penting juga. Ketika bunda hendak melakukan imunisasi, perhatikan kondisi kesehatan si Kecil.  Sebaiknya hindari dulu melakukan imunisasi saat bayi sedang sakit, atau konsultasikan hal tersebut pada bidan atau dokter anak bunda terlebih dahulu.

Semoga bermanfaat 😉

Bidan Oveeta_29
Hamil
Bidanku

Jumat, 16 Februari 2018

INFEKSI SALURAN KENCING (ISK) pada ANAK

INFEKSI SALURAN KENCING (ISK) pada ANAK



INFEKSI SALURAN KENCING (ISK) pada ANAK



Gangguan buang air kecil pada anak, yang lazim terjadi adalah infeksi saluran kencing/kemih (ISK).

 √ Gejala awal anak terserang ISK yaitu

1. Sering pipis tapi urine-nya sedikit
2. Anak tampak kesakitan atau rewel saat kencing
3. Warna urine yang keruh

Penyebab ISK antara lain adalah

1. Seringnya menahan kencing
2. Popok yang terlalu kotor dan jarang diganti
3. Pada anak laki-laki, fimosis meningkatkan risiko infeksi(Fimosis adalah kondisi dimana preputium/kulup pada penis yang terlalu sempit sehingga tidak bisa ditarik ke belakang).
4. Gangguan frekuensi juga cukup sering ditemukan, pada saat lahir bayi berkemih karena refleks.

√ Beberapa tips yang bisa dilakukan agar anak terhindar dari ISK antara lain:

1. Banyak Minum air Putih.

Pastikan anak tidak kurang minum air putih. Hal itu dapat menyebabkan bahaya untuk anak, karena kekurangan cairan akan menghambat pengeluaran air seni.

2. Mengganti popok lebih sering

Saat popok sudah penuh namun terlalu lama tidak diganti dapat meningkatkan jumlah bakteri bersarang di saluran kemih.

3. Jangan Menahan Kencing.

Mengajarkan pada anak untuk tidak menahan kencing, dan segera pergi ke kamar mandi jika terasa ingin kencing. Urin yang terjebak di kandung kemih terlalu lama akan menjadi sarang yang baik untuk bakteri penyebab ISK tumbuh.

4. Menjaga sanitasi organ genital.

Baik anak laki-laki maupun perempuan, biasakan untuk cebok dari arah depan ke belakang agar bakteri dari anus tidak terbawa ke organ genital.

5. Kateteritasi yang tepat.

Jika anak perlu dikateter, perlu penerapan kateter yang benar, bagaimana posisinya, cara pemasangan dan lamanya kateter terpasang agar tidak sampai melukai saluran kemih dan menyebabkan infeksi.

6. Menghindari penggunaan sabun pada kelamin.

Sabun dapat menyebabkan iritasi pada organ kelamin karena area tersebut lebih sensitif. Jika iritasi terjadi maka bakteri dan jamur akan lebih mudah menyerang dan menyebabkan infeksi saluran kemih.

7. Menggunakan pakaian dalam katun.

Baik anak laki-laki maupun perempuan sebaiknya diberikan pakaian dan pakaian dalam yang berbahan katun. Kain dengan bahan nilon akan memperbesar peluang bakteri untuk berkembang biak.

Saat anak sudah terlanjur mengalami infeksi saluran kemih, orang tua harus membawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Semoga bermanfaat 😉

Bidan Oveeta_29
Dokteranak
Nakita

Sabtu, 10 Februari 2018

NORMALKAH KENCING ANAK KITA???

NORMALKAH KENCING ANAK KITA???






NORMALKAH KENCING ANAK KITA

Sebelum menilai normal atau tidaknya kencing anak kita, ada baiknya kita mengetahui dulu sistem perkemihan. Taukah Bunda, saluran kencing pada manusia terbentuk ketika usia kehamilan 7 minggu?

Ketika kita bicara masalah perkemihan, organ utama dalam sistem tersebut adalah ginjal. Fungsi ginjal adalah sebagai penyaring dari zat-zat sisa yang dihasilkan oleh metabolisme dalam tubuh. Fungsi penyaring ini pada saat lahir belum sempurna, namun berkembang terus sehingga fungsinya akan sama dengan ginjal dewasa pada saat anak berusia 2 tahun.

Di usia 2 tahun pula, si kecil sudah dapat merasakan keinginan untuk buang air kecil dan mulai kencing di toilet. Tetapi, pada umumnya kemampuan untuk tidak mengompol pada anak saat tidur, baru bisa didapat ketika anak berusia 3 tahun.

 💧 Hal-hal yang harus dilakukan untuk menilai kencing anak kita normal atau tidak yaitu

1. PANTAU LEWAT WARNA

Untuk mengetahui adanya gangguan berkemih, paling awal adalah dengan melihat warnanya.
Warna urine yang normal/sehat pada anak sama seperti pada orang dewasa, yaitu berwarna kekuningan jernih.

Tingkat warna kekuningan pada urine dipengaruhi jumlah cairan yang dikonsumsi. Ada pun derajat warna urine yang baik dapat dilihat dari urinee chart seperti berikut:

- Derajat warna urine dan jumlah urine menggambarkan kondisi hidrasi pada anak. Dapat pula menunjukkan adanya gangguan pada fungsi hati atau empedu, misalnya pada hepatitis.
a. Jika berwarna kuning pekat atau seperti warna teh, artinya tubuh kekurangan cairan.
Warna urine yang kuning cokelat bisa disebabkan kurang cairan pada anak.

b. Bila urine berwarna merah atau merah cokelat dapat berarti anak dalam kondisi dehidrasi berat atau  terdapat gangguan pada ginjal. Sedangkan warna merah pada urine dapat disebabkan oleh darah di urine.

Faktor makanan yang dikonsumsi juga dapat memberikan warna kemerahan pada urine, misalnya setelah anak mengonsumsi buah naga merah atau bit merah.

Kondisi ini tentu tidak perlu dikhawatirkan. Beberapa jenis obat juga dapat memberikan warna urine yang kemerahan atau oranye terang. Contoh, rifampicin pada pengobatan tuberculosis (TBC).

c. Jika warna urine putih seperti susu atau keruh, hal ini berarti terdapat infeksi pada saluran kemih anak.
Segera konsultasi dengan dokter dan lakukan pemeriksaan penunjang seperti urinealisa serta USG ginjal dan kandung kemih.

d. Kalau warna kebiruan pada urine dapat disebabkan oleh pewarna pada makanan, suplemen, konsumsi obat-obatan  seperti amitriptyline, indomethacin dan propofol.
Atau dapat disebabkan oleh suatu  kelainan bawaan yang sangat jarang, berupa hiperkalsemia yang diturunkan. Selain itu, warna biru kehijauan dapat disebabkan oleh adanya infeksi oleh bakteri pseudomonas.

2. PANTAU FREKUENSI DAN VOLUME

Sebenarnya Frekuensi berkemih bervariasi tergantung usia dan perkembangan kapasitas kandung kemih. Frekuensi berkemih berubah dari 5 sampai 2 kali per 4 jam saat anak tumbuh dari usia 3 bulan hingga ke 3 tahun.

√ √ Kapasitas kandung kemih pada anak dapat diperkirakan dengan rumus  (usia +2) x 30. Misalnya usia 5 tahun berarti kapasitas buli di kandung kemih: (5+2)x 30 = 210 cc.

√√ Ada juga hitungan yang lebih sederhana, yaitu 1-2 cc/kgBB/jam. Jadi kalau seorang anak beratnya 20 kg, maka per jam, urine yang keluar adalah 20-40 cc karena jumlah inilah yang menjadi kapasitas kantung kencing.

Setiap anak yang minumnya normal, biasanya akan kebelet pipis setiap jam sekali.

Bila frekuesi BAK kurang, berarti kantung kencing tidak penuh sehingga anak tidak kebelet pipit. Kemungkinan besar anak kurang minum. Bisa kita perhatikan, semakin anak kurang minum, warna urinennya pasti akan semakin pekat.

Sebaliknya, keadaan bisa berbalik. Frekuensi berkemih si kecil berlebihan. Frekuensi kencing yang berlebihan dapat disebabkan :

- konsumsi cairan yang banyak
- udara dingin
- kondisi psikologis sedang stres atau gugup (misalnya sedang mau ujian).

 Hal ini tidak menjadi masalah apabila kencingnya sering, namun jumlah urinenya banyak/normal setiap kencing.

Namun apabila frekuensi kencing sering, bahkan berlebihan, namun yang keluar hanya sedikit (istilah-nya “icrit-icrit”), bisa jadi ada infeksi di saluran kemih atau karena kandung kemih yang terlalu sensitif.

Jika bunda mengetahui tanda-tanda tersebut, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter. Jadi selain frekuensi, warna, maka volume urine si kecil pun harus Ibu pantau. Sekali lagi, apabila kencing sering dan keluarnya sedikit saja per episode kencingnya, maka ini berarti ada masalah.

Semoga bermanfaat 😉

Bidan Oveeta_29
Alodokter
Nakita

Jumat, 09 Februari 2018

NORMLKAH BILA SI KECIL SERING PEGANG ALAT KELAMINNYA???

NORMLKAH BILA SI KECIL SERING PEGANG ALAT KELAMINNYA???

 

NORMLKAH BILA SI KECIL SERING PEGANG ALAT KELAMINNYA???

    Pernahkah bunda melihat si kecil memainkan alat kelaminnya?. Bahkan tidak hanya memegang, ada yang menempelkannya pada bantal, kemudian menggesek-gesekannya?

Rasa khawatir pasti muncul ya Bunda, ketika si kecil melakukan itu. Kebanyakan hal tersebut dilakukan oleh anak laki-laki memang. Pikiran seolah dihantui, apa yang sedang terjadi. Untuk usia yang tergolong sangat dini untuk merasakan sensasi kenikmatan. Mungkin bunda juga berfikir, apakah si kecil mempunyai kelainan sek.

Menurut Roslina Verauli M Psi, psikolog klinis anak dari RS Pondok Indah, Jakarta, hal yang dilakukan si kecil tersebut tidak selalu mengarah pada masturbasi atau upaya mencari kenikmatan dengan merangsang alat kelamin.
Beliau mengatakan ada 2 hal yang bisa menyebabkan anak sering memegang alat kelaminnya. Yang pertama bisa gatal karena kurang higienis atau bersih, yang kedua si kecil memang mengenal rasa nikmat dari alat kelaminnya.

Sigmund Freud dalam teorinya yang terkenal
 " PSIKOANALISIS" membagi 4 fase psikoseksual pada anak,yaitu:

1. Fase Oral, dari lahir anak sudah mulai mendapat kenikmatan lewat mulutnya entah itu melalui puting payudara ibu atau bahkan dari botol susu.

2. Fase Muskuler, ini terjadi pada umur 2 sampai 3 tahun, bunda perhatikan ketika anak-anak bunda dengan manja minta dipeluk atau ditimang-timang. Inilah fasenya bunda.

3. Fase Anal Uretral, Fase ini pada usia 3 atau 4 sampai dengan 5 tahun. Pusat kenikmatan anak terletak pada anus/dubur dan saluran kencing. Jadi sangat wajar jika apa yang dialami para batita yang suka mainkan alat kelaminnya pada usia tersebut. Dengan catatan tidak berlebihan dan tetap diperlukan pengawasan.

4. Fase Genital, ketika anak sudah diusia 6 tahun maka anak akan melepaskan Fase Anal dan mulai ingin tahu lebih banyak tentang kelaminnya. Nah sebaiknya pada usia inilah bunda mulai menjelaskan perbedaan kelamin pada anak dan sebutkan namanya tanpa mengganti dengan sebutan lain. Misalkan dulu sering berkata "jangan mainin little elephantnya nanti sakit," nah kalau sudah usia 6 tahun harus ganti strategi ya Bun...

√ Meski fase tersebut normal, ada beberapa hal yang harus bunda lakukan agar si kecil tidak melakukan hal tersebut secara terus menerus. Apalagi menjadi kebiasaan yang dibawanya sampai besar.

1. Menanyakan dengan Lembut. Mengapa dirinya suka memegang alat kelaminnya?

 Dengan menanyakan alasannya, orangtua bisa mengedukasi anak, apa yang dilakukannya itu tidak baik. Peluk dan beri perhatian. Ketika anak mendapat cukup perhatian dan berinteraksi mesra dengan orangtuanya, praktis ia akan teralihkan dari kebiasaan memegang alat kelaminnya. Kontak fisik yang menyiratkan kasih sayang orangtua lebih efektif dalam menasihati anak daripada dilakukan secara tegas.
2. Mengajak bermain. Mengalihkan perhatian anak dengan memberinya mainan kesukaan merupakan salah satu langkah efektif. Tentu saja orangtua perlu menemaninya bermain agar ia tak mengulang kebiasaannya.

√ Hal-hal yang harus dihindari ketika memperingatkan si kecil yang suka memegangi kelaminnya adalah

1. Jangan mempermalukan anak.

Mengejek atau memarahinya di depan orang lain agar anak malu melakukannya justru tak akan membuat anak menghentikan kebiasaannya. Bahkan, bisa membangun persepsi yang salah soal seks kepada anak.

 2. Menampik tangan anak.

 Tanpa penjelasan verbal atau hanya menampik tangan anak agar tak memegangi alat kelaminnya tak akan membuatnya mengerti letak kesalahannya.

3. Memarahi dengan emosi tinggi.

Ketika si kecil suka memegangi alat kelamin, kebanyakan orangtua malu dan ingin menunjukkan superioritasnya dengan memarahinya. Hal ini justru membuat pola komunikasi orangtua-anak menjadi rusak dan tak tertutup kemungkinan anak akan bermasturbasi sembunyi-sembunyi.


Setelah membaca penjelasan diatas, so, bunda jangan terlalu tergesa panik jika si kecil mainkan alat genitalnya ya. Karena kebiasaan itu akan hilang seiiring waktu, yang penting pastikan dalam pengawasan bunda. Bahwa yang dilakukan masih dalam batas kewajaran dan direntan usia tepat fase.

Semoga bermanfaat 😉

Bidan Oveeta_29
Kompas,DokterSehat
Parenting

Rabu, 31 Januari 2018

7 MASALAH MAKAN pada ANAK dan SOLUSINYA

7 MASALAH MAKAN pada ANAK dan SOLUSINYA


7 MASALAH MAKAN pada ANAK dan SOLUSINYA :

Bunda, pernah gak mengalami masalah makan pada anak?. Saat kita menyuapinya, makanan itu hanya diemut aja, gak dikunyah-kunyah, sehingga perlu waktu lama hanya untuk menghabiskan satu mangkuk kecil sup misalnya. Tak jarang hal itu membuat kita jengkel, hilang kesabaran. Sehingga muncul rasa malas jika hendak menyuapinya lagi.
Berikut adalah beberapa masalah makan pada anak yang sering kita jumpai :

1. Makanan diemut
Ada beberapa penyebab kenapa makanan diemut oleh anak:
🍊 Anak sedang mengalami sariawan, sakit gigi atau mengalami radang tenggorokan.
🍊 Anak mengalami kelainan sensorik pada mulut
🍊 Sedang mengalami gangguan pencernaan
🍊 Makanan membosankan, baik dari segi rasa dan menu yang tidak bervariasi
🍊 Pada beberapa kasus, mengemut makanan timbul karena anak mencari rasa aman. Hal itu bisa disebabkan karena trauma akibat dipaksa makan dengan cara yang tidak baik.
Hal yang bisa kita lakukan :
🍊 Hadapi dengan sabar, jangan memaksa anak untuk mengunyah makanan, namun berikanlah pengertian pentingnya mengunyah makanan dan menelannya.
🍊 Berilah anak makan dalam suapan-suapan kecil
🍊 Sajikan menu bervariasi dengan tampilan semenarik mungkin
🍊 Hindarilah pemberian makanan dengan rasa dan bau menyengat yang dapat merangsang mual
🍊 Periksalah gigi, mulut dan tenggorokan anak. Untuk memastikan tidak ada masalah pada kesehatannya
🍊 Bika berlarut-larut dan berat badan semakin turun, segera bawa anak ke Bidan atau Dokter
2. Menolak makanan ( fussy eating)
Menurut Dr. Bradley C. Riemann dari Rogers Memorial Hospital, Milwaukee, AS, menolak makanan hampir dialami oleh 20 % anak balita. Hal ini disebabkan karena anak pernah mengalami kejadian trauma berkaitan dengan rasa (bau, tekstur dan penampilan makanan). Misalkan anak pernah tersedak makanan kenyal, diapun akan takut tersedak lagi jika kita berikan makanan kenyal berlulang. Penyebab lain bisa karena anak memang memiliki sensitivitas berlebih terhadap rasa dan aroma makanan.
Hal yang bisa kita lakukan:
🍊 Beri contoh kebiasaan makanan sehat
🍊 Ciptakan waktu makan tanpa gangguan,misal mematikan televisi
🍊 Berikan sebanyak mungkin variasi makanan sehingga anak akan punya wawasan luas tentang makanan yang baru
🍊 Memastikan anak dapatkan asupan zat gizi dan kalori harian yang cukup
🍊 Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
🍊 Hindari terlalu banyak minum manis, karena bisa turunkan nafsu makan
🍊 Sediakan makanan yang menggugah selera dengan tampilan yang menarik
🍊Sajikan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh anak
3. Pemilih ( picky eater )
Kebiasaan anak yang hanya mau makan makanan itu-itu saja pada umumnya muncul pada usia 2 tahun, dan bisa menetap sampai 6 tahun. Hal tersebut bisa disebabkan karena
- anak sedang belajar mengunyah
- anak sedang sakit
- anak sedang mengembangkan selera makan
- menu yang kita sajikan tidak bervariasi dan tidak menarik
Hal yang bisa kita lakukan :
🍊 Kenalkan jenis makanan yang lebih bervariasi sesuai tahapan perkembangan anak
🍊 Tidak memaksa atau menghukum bila anak menolak atau menghabiskan makanan
🍊 Sajikan makanan lebih menarik misal dengan memakai peralatan makanan dan minuman yang berbentuk lucu, hiasi makanan semenarik mungkin
🍊 Manfaatkan waktu makan bersama untuk menjelaskan manfaat aneka jenis makanan bagi tubuh
🍊 Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
4. Celiac Disease
Kasus ini merupakan penyakit sistem pencernaan, yaitu penyakit genetik. Anak yang menderita celiac disease akan menunjukkan reaksi alergi terhadap makanan yang mengandung protein jenis gluten ( terdapat pada gandum, tepung terigu, jelai atau barley). Reaksi tubuh alergi ditandai dengan gejala diare, sakit perut, berat badan turun atau susah naik, serta hilang nafsu makan.
Hal yang bisa kita lakukan :
🍊 Bawa anak ke dokter ahli gizi untuk menentukan pola makan yang tepat
🍊 Hindari makanan/minuman mengandung gluten. Susun variasi menu bebas gluten dan sumber protein pengganti
🍊 Tingkatkan kreativitas dalam mengolah makanan sumber protein bebas gluten untuk memenuhi kebutuhan gizi dan selera makan
5. Susah berhenti makan
Hal ini bisa disebabkan karena
🍊 Pelampiasan masalah, misalnya anak bermasalah dengan teman, menghindari kewajiban, atau akibat selalu dituntut untuk menghabiskan makanan
🍊 Penyebab lain,yaitu pengganti kasih sayang orangtua yang terlalu sibuk. Bisa juga karena di meja makan selalu tersedia banyak makanan
Hal yang bisa kita lakukan :
🍊 Buatlah jadwal makan teratur : 3 kali makan lengkap dan 2 kali selingan (snack) per hari. Diluar itu untuk anak tidak boleh ngemil.
🍊 Jadilah model yang baik bagi anak dengan tidak membiasakan diri makan jajan atau kudapan
🍊 Beri makanan selingan sehat dan mengeyangkan misal potongan buah atau sate buah, sayur rebus dicelup saos keju/mayones.
🍊 Beri anak air putih, susu dan jus buah sebagai pengganti makanan yang kaya lemak
🍊 Alihkan perhatian pada makanan dengan bermain atau berjalan-jalan
6. Alergi makanan
Penyebabnya adalah
🍊 Sistem pencernaan belum matang. Pada sistem pencernaan yang matang, terdapat selaput di usus dan gerakan peristaltik usus yang berfungsi melindungi dan menghalangi alergen masuk tubuh. Pada sistem pencernaan belum matang, sistem pelindung itu belum berfungsi
🍊 Beberapa gangguan kesehatan sering dikaitkan dengan alergi, misalnya ashma, daya tahan tubuh menurun dan faktor psikologis
🍊 Alergi juga dipengaruhi faktor genetik
Hal yang bisa dilakukan :
🍊 Mencari faktor penyebab melalui tes alergj, misal tes kulit, segera konsultasi ke Dokter
🍊 Hindari makanan alergen atau pemicu alergi. Bila alergi disebabkan faktor keturunan, rujaklah pada jenis makanan yang dihindari orangtua
🍊 Ciptakan suasana makan menyenangkan. Riset membuktikan, hati gembira meningkatkan sistem kekebalan tubuh
7. Tidak pernah lapar
Penyebabnya yaitu
🍊 Masalah emosi, misalnya tengah mencari perhatian kita atau anak pernah mengalami situasi yang melukai perasaan pada jam makan
🍊 Meniru perilaku anggota keluarga yang sedang diet. Anak mengira orang itu tidak pernah makan
🍊 Penyebab lain bisa karena jadwal yang kurang baik yaitu makan berlama lama (lebih dari 30 menit) sehingga jarak waktu makan terlalu dekat
🍊 Anak terlalu banyak makan jajan, sehingga merasa tidak lapar
Hal yang bisa dikakukan :
🍊 Buat jadwal makan teratur yang memberi kesempatan perutnya kosong sehingga dia lapar
🍊 Jangam membiasakan anak makan lebih dari 30 menit. Hentikan kegiatan makqn meski anak belum selesai menghabiskan makanan. Beri kembali makanan pada jadwal makan berikutnya atau jadwal makanan selingan
🍊 Hindari makanan manis menjelang makan agar perutnya tidak kenyang
🍊 Ciptakan suasana makan yang nyaman dan santai
🍊 Temani anak makan sebagai wujud perhatian
🍊 Sajikan menu harian yang variatif dan menu favoritnya
🍊 Pastikan kebutuhan kalori dan zat gizi hariannya terpenuhi

BACA :
              TRIK MINUM OBAT UNTUK ANAK
            
              MASIH MENGOMPOLKAH ANAK KITA ?

               MUNTAH PADA ANAK

Semoga bermanfaat 😉
Bidan Oveeta_29
Diet Untuk Anak-Araska Publishing

Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak- Graha Ilmu

Jumat, 26 Januari 2018

TRIK MINUM OBAT UNTUK ANAK

TRIK MINUM OBAT UNTUK ANAK


TRIK MINUM OBAT UNTUK ANAK

Obat identik dengan rasanya yang pahit. Tentu, ini tidak menyenangkan bagi anak - anak kita. Nah, agar kesulitan minum obat tidak terbawa sampai dewasa, diperlukan suatu seni.
Berikut ini trik- trik yang dapat kita coba saat si buah hati harus harus minum obat:
1. Sebaiknya jangan sekali- kali kita berbohong, seperti mengatakan bahwa rasa obatnya manis. Sampaikan dengan bijak, meskipun pahit, tetapi obat akan membantu penyembuhan sakitnya.
2. Meninggalkan cara- cara kuno, yaitu mencekoki atau menutup hidung anak saat memberikan obat. Pemaksaan bisa membuat obat masuk ke dalam paru- paru dan ini sangat berbahaya. Pada anak yang belum pandai menelan atau sekitar empat bulan ke bawah, lakukan dengan mekanisme isap agar tidak tersedak ( menggunakan pipet ).
3. Sebaiknya, masukkan obat dari samping, yaitu kantung pipi bagian dalam sebelah kanan atau kiri. Pilihan lain, dibawah lidah jika obat yang ditelan relatif sedikit.
4.Memberikan obat sedikit demi sedikit, kemudian selingi dengan minum air putih.
5. Jika kesulitan menggunakan sendok teh, manfaatkan sendok obat yang ukurannya lebih kecil, tetapi berbentuk lebih cekung. Jika masih menemukan kesulitan juga terlebih pada bayi usia empat bulan ke bawah, gunakan pipet plastik atau alat suntik tanpa jarum.
5. Memposisikan anak vertikal untuk memudahkan Anda memasukkan obat dan bayi tidak tersedak. Untuk bayi yang belum bisa duduk, posisikan sedikit tiduran dengan membentuk sudut kemiringan 45 derajat.
6. Membangun suasana yang menyenangkan sebelum memberikan obat. Ajak anak bermain, bernyayi, atau bercakap- cakap sebelumnya agar anak merasa tidak dipaksa.
Silahkan mencoba, dan semoga berhasil!😉

Bidan Oveeta_29
MASIH MENGOMPOLKAH ANAK KITA?

MASIH MENGOMPOLKAH ANAK KITA?


MASIH MENGOMPOLKAH ANAK KITA?

   lstilah mengompol dalam bahasa medis disebut Enuresis . Mengompol adalah keadaan dimana anak tidak bisa mengendalikan keinginan buang air kecilnya sehingga ia buang air kecil di tempat yang tidak tepat.

Kebanyakan anak- anak di bawah usia empat atau lima tahun tidak dapat menahan kencingnya di sepanjang malam. Sekitar sepuluh persen anak- anak di atas usia lima tahun masih mengompol. Anak- anak di semua umur kadang- kadang mengompol pada malam hari, terutama jika mereka sedang sakit atau jika mereka tidur karena kelelahan - suatu kondisi yang tidak dapat dikatakan sebagai mengompol sejati ( enuresis noktural).

Lima sampai sepuluh persen anak- anak yang suka mengompol menderita fisik, seperti infeksi atau kelainan bentuk saluran kencing, diabetes, atau kelainan syaraf. Jika seorang anak suka mengompol siang dan malam, biasanya mereka menderita penyakit fisik. Anak- anak mungkin menderita suatu penyakit jika mereka tetap mengompol meskipun sudah dilatih setahun atau lebih. Kemungkinan lain yang perlu dipertimbangkan pula adalah kelainan fungsional jika tidak ditemukan kelainan organ.
Dalam beberapa kasus, penyakit ini diturunkan dalam keluarga, dengan orang tua yang juga suka mengompol. Beberapa kasus disebabkan oleh pelatihan yang terlalu dipaksakan oleh orang tua.Kasus lainnya disebabkan oleh usaha orang tua untuk melatih anak agar tidak mengompol dengan membawa si anak keluar dan membangunkannya untuk buang air kecil pada malam hari dengan terburu- buru. Beberapa anak mempunyai masalah emosional. Meskipun demikian, penyebab banyak kasus mengompol tetap belum diketahui.

Diagnosa
Anak- anak yang terus- menerus mengopol setelah berusia lima tahun adalah penderita enuresis, meskipun hal ini masih dianggap normal pada sekitar sepuluh persen anak- anak.
Selanjutnya apa tindakan yang dapat kita lakukan?

1.Sebaiknya kita mencari tahu lebih dulu sebab si kecil suka mengompol. Ini disebabkan kita tidak
    membiasakan si kecil buang air kecil di tempatnya atau konsumsi cairan terlalu berlebihan.
2.Melakukan segala upaya agar anak tidak mengompol, seperti mengajaknya berkemih sebelum tidur
   atau selalu mengingatkannya untuk buang air kecil di toilet.
3.Jika anak masih terus mengompol, jangan menekannya. Sebaliknya, berikan pujian jika dalam satu
   hari si kecil berhasil tidak mengompol.
4.Jangan terlalu cepat melepaskan popok di malam hari hingga anak kita benar- benar sudah tidak
   mengompol lagi.
5.Jangan terlalu cerewet saat melatih anak ( ngomel dan menggerutu ).
6.Jangan membuat malu anak kita ketika mengingatkannya untuk tidak mengompol.
7.Jangan pernah melakukan tindakan dengan tidak memberikan minuman pada anak sejak sore
   hingga malam hari, akan dikatakan kejam dan merupakan hukuman yang tidak semestinya.
8. Buatlah suasana kamar mandi yang menyenangkan. Sebagian anak berusaha menahan keinginan
    buang air kecilnya karena tidak nyaman berada di toilet ( kotor, pesing).
9. Memberikan hadiah jika anak berhasil, dan berikan reaksi yang netral jika anak gagal. Hal itu
   akan memberikan hasil yang lebih baik, dan masalah kita akan terselesaikan dengan sendirinya
   sejalan dengan waktu.
10.Penggunaan alas karet akan sangat membantu hingga kebiasaan mengompol hilang.

 Perawatan dokter
Tindakan medis dapat dilakukan jika anak memang mengalami enuresis yang parah atau disebabkan adanya suatu penyakit atau kelainan saluran kemih. gangguan ini biasanya membutuhkan pemeriksaan secara mendetail, seperti pemeriksaan urin dan USG. Dengan demikian, dokter dapat mengetahui penyebabnya. Sebenarnya, ada pula obat- obatan yang dianjurkan untuk menangani enuresis. Namun, obat- obatan ini tidak diberikan sembarangan dan tidak boleh diberikan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk menangani enuresis pada anak, biasanya dokter lebih menyarankan untuk mengonsultasikannya lebih dulu kepada psikolog. Berdasarkan berbagai penelitian di luar negeri, gangguan enuresis pada anak lebih sering karena adanya tekanan akibat perkembangan psikososial yang dihadapi.
Semoga bermanfaat😉

Bidan Oveeta_29
GONDONGAN ( Parotitis)

GONDONGAN ( Parotitis)


GONDONGAN ( Parotitis)

Cung ya, yang pernahkah gondongan!
Bagaimana rasanya?

Tahukah kita mengapa gondongan atau parotitis dimasukkan dalam gangguan THT ( telinga hidung tenggorokan ), khususnya tenggorokan? Ya, itu dikarenakan gondongan memang sering menyerang tenggorokan atau lebih tepatnya kelenjar ludah yang terletak di leher bagian belakang. Meskipun sebenarnya gondongan dapat menyerang organ lain.

Gondongan adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh virus mumps yang sering menyerang anak-anak terutama pada usia 2 tahun ke atas.
Penyakit ini tergolong suatu penyakit yang menular. Namun, biasanya pada bayi masih cukup kuat untuk tidak tertular berkat kekebalan yang di dapat dari ibunya. Khususnya bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif.

Virus mumps dapat menyerang hampir semua kelenjar ludah, seperti ludah di bawah rahang, di bawah lidah, atau di bawah telinga. Jika kelenjar- kelenjar itu terkena virus gondongan, maka akan menimbulkan rasa nyeri yang sangat mengganggu.
Virus mumps memerlukan masa inkubasi 14-24 hari sebelum menimbulkan infeksi setelah ia masuk ke dalam tubuh anak.Setelah infeksi terjadi 2-3 hari, baru terjadi pembengkakan.Pada saat inilah biasanya anak mulai mengeluhkan sakit.

Sebenarnya, virus mumps bisa dilawan tubuh anak itu sendiri. Kecuali, jika daya tahan tubuhnya rendah, timbul komplikasi seperti penjalaran virus pada otak sehingga menimbulkan meningitis. Pada anak laki- laki, virus dapat menghancurkan sel-sel di testis sehingga menjadi steril.

Anak yang menderita gondongan mungkin saja tidak menunjukkan gelaja apapun sehingga kita tidak mengira bahwa si kecil sedang sakit. Namun, kita perlu waspada jika si kecil mengeluh mual muntah dengan menurunnya nafsu makan.Ini merupakan gondongan. Utamanya jika disertai dengan demam hingga lebih dari 39,4 derajat celsius.

Biasanya, anak merasa sakit jika kelenjar yang membengkak diraba atau ditekan. Ia juga akan kesakitan saat mengunyah dan menelan makanan. Bahkan pada sebagian anak tidak mau membuka mulutnya karena rasa nyeri yang ditimbulkan. Meski demikian, gejala seperti ini akan segera membaik saat daya tahan tubuh anak semakin baik. Jika kerusakan sel tidak terus terjadi, bengkak menghilang dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu.

Berikut ini hal- hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi gondongan :

1. Memberikan imunisasi MMR ( mumps, morbili, rubella) atau trimovax. Imunisasi ini diberikan pada usia 15 bulan atau lebih. Jika kita lupa memberikannya, pemberian imunisasi ini tetap bisa dilakukan asalkan anak belum tertular virus mumps,morbili,dan rubella.

2. Penyakit ini sangat menular, jadi jauhkan anak dari penderita gondongan.

3. Menjaga kondisi tubuh anak agar etap prima sehingga virus sulit berkembang biak di dalam tubuhnya.

4. Jika kita mengetahui anak menderita gondongan dan mengalami demam, segera berikan obat penurun panas.

5. Untuk mengurangi nyeridan bengkak, kompres bagian yang membengkak dengan air hangat dan air dingin.

6. Karena penyakit ini mudah menular, kita harus mengupayakan agar peralatan yang digunakan penderita tidak digunakan oleh anggota keluarga lain.

7. memberikan ank waktu istirahat selama sakit dan tidak perlu ke sekolah ataupun keluar rumah. selain untuk mempermudah proses penyembuhan juga dapat mengurangi penularan penyakit gondongan kepada anak yang lain.

8. Bila gondongan semakin membengkak, anak merasakan nyeri tak tertahankan dan badan semakin panas. Segeralah bawa anak untuk diperiksakan.

Semoga bermanfaat 😉


Bidan Oveeta_29
MUNTAH PADA ANAK

MUNTAH PADA ANAK


MUNTAH PADA ANAK

Muntah merupakan hal yang mengejutkan sekaligus menakutkan bagi anak. Umumnya, muntah pada anak tidak berbahaya dan dapat berhenti sendiri. Pemicu terjadinya muntah biasanya terjadi karena adanya infeksi saluran cerna atau gastroenteritis. Jangka waktu muntah jenis ini tidak lama dan tidak sering terjadi.

Kita perlu waspada jika muntah terjadi bersamaan dengan gejala lain, misalnya: demam, sakit perut, anak tampak lesu, infeksi saluran nafas, saluran kemih, anemia kronis, leukimia, dan cacingan. Oleh sebab itu, sebaiknya kita harus memberikan perhatian lebih jika si kecil mengalami muntah-muntah.

Pada bayi, muntah lebih sering disebabkan karena terlalu banyaknya udara yang terisap, belum sempurnanya fungsi usus, obstruksi/sumbatan pada 12 jari, refluk esophageal/kembalinya makanan atau minuman dari esofagus.

Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan terjadinya muntah pada si kecil adalah

1. Jika bayi kita masih minum ASI, susui dengan posisi yang baik agar bayi dapat menghisap ASI secara benar.

2. Segera melepaskan isapan bayi, jika ia sudah tampak kenyang.

3. Setiap kali selesai menyusu, gendong bayi dengan kepala di atas pundak menghadap belakang. Elus-elus punggungnya sampai bayi bersendawa beberapa kali.

4. Pada anak yang sudah besar, hindari kebiasaan memasukkan tangan ke mulut karena dapat memicu muntah.

5. Jika anak sudah besar, berikan minuman hangat dan makanan yang tidak merangsang, seperti biskuit atau krekers perlahan-lahan untuk memperbaiki kondisi lambung.

Meskipun muntah umumnya merupakan gangguan ringan, tetapi sebaiknya segera periksakan anak ke dokter jika kita menemui beberapa gejala seperti berikut:

1. Muntah bersama dengan perut yang mengeras dan mengeluarkan angin saat muntah, dan muntah yang terjadi setelah anak terbentur kepalanya. Ini kemungkinan menunjukkan gejala adanya gagar otak.

2. Muntah tampak tidak seperti biasanya, berwarna hijau, kuning, kemerahan, atau warna lain yang mencurigakan.

3. Muntah yang menyembur, terutama pada bayi.

Semoga bermanfaat 😉


Bidan Oveeta_29
10 MANFAAT ASI EKSKLUSIF

10 MANFAAT ASI EKSKLUSIF


10 MANFAAT ASI EKSKLUSIF......

Ketika kita berbicara tentang Asi Eksklusif, apa yang ada di benak Bunda sekalian?
Pastinya banyak hal yang difikirkan bukan. Beberapa pertanyaan akhirnya muncul. Bisa gak ya? Mampu gak ya?

Kegagalan - kegagalan dalam pemberian Asi Eksklusif yang seharusnya tidak perlu terjadi, terkadang justru itu bersumber pada diri kita sendiri. Keyakinan yang tidak kuat akan kemampuan kita,fitrah setiap ibu pasti bisa menyusui. Misal, karena melihat bayi menangis kencang tidak tega, kemudian diberilah susu formula. Padahal Asinya melimpah. Ada juga yang bayinya sudah berusia 4 bulan, karena sudah bisa memegang sesuatu, muncul juga rasa iba. Ingin juga segera diberi makanan. Belum lagi pengaruh dari orang tua terdahulu, agar bayi tidak rewel harus diberi pisang.

Idealnya, bayi mendapat ASI segera setelah lahir hingga umur 6 bulan. Tanpa disertai makanan pendamping apapun. Itulah Asi Eksklusif.

Jadi, selama tidak ada masalah medis yang menghalangi kita dalam memberikan Asi Eksklusif. Hal itu harus kita upayakan secara maksimal.

Berikut sepuluh manfaat ASI yang harus kita ketahui, agar semakin mantap dalam memberikan Asi Eksklusif ( dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI) :

1. ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu. Sebuah penelitian terhadap 14 ribu ibu baru, yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, menunjukkan ibu yang menyusui cenderung terhindar dari masalah kesehatan mental. Satu dari sepuluh perempuan dunia rentan terkena depresi, namun jumlah itu turun saat perempuan punya kesempatan untuk memberikan ASI.

2. ASI meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu meneruskan zat antibodi mereka lewat ASI kepada bayi-bayi mereka, sehingga bayi dapat membentuk sistem pertahanan tubuh yang kuat untuk melawan virus flu dan infeksi.

3. ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan ibu mereka. Kedekatan ini merupakan katalis dalam membangun hubungan yang kuat antara orang tua dengan anak-anak mereka karena anak akan merasa lebih terlindungi dan beradaptasi dengan dunia baru di sekitar mereka.

4. ASI membuat anak lebih cerdas. Meskipun demikian, masih diperdebatkan oleh para pakar, apakah kecerdasan itu dipicu kandungan asam lemak dalam ASI ataukah ikatan emosional yang terbentuk antara orang tua dan anak selama proses menyusui berlangsung.

5. ASI mengurangi risiko obesitas. ASI membantu bayi untuk memilih makanan lebih baik di kemudian hari, yang pada akhirnya memperkecil risiko obesitas. ASI adalah makanan yang mudah dicerna bayi, sangat bergizi, dan membantu bayi memutuskan berapa banyak yang bisa dia konsumsi dan kapan meminumnya.

6. ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik. Anak-anak yang minum ASI dan mampu membentuk ikatan emosional dengan kedua orang tuanya selama proses menyusui, mampu mengembangkan perilaku yang lebih baik daripada yang tidak. Namun jika ikatan itu tidak terbentuk, dampaknya bisa berlawanan.

7. Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna dan lebih baik daripada nutrisi dalam susu formula.

8. ASI membantu ibu menurunkan berat badan. Proses menyusui membakar banyak kalori dalam tubuh ibu, sehingga berat badan berlebih selama hamil dapat cepat turun.

9. ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker payudara dan indung telur.

10. ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga karena gratis.

Setelah tau begitu besar manfaat pemberiqn Asi Eksklusif, apakah kita masih ragu untuk melakukannya?

Semoga bermanfaat 😉


Bidan Oveeta_29
Pernahkah Anak Kita Diare?

Pernahkah Anak Kita Diare?


Pernahkah Anak Kita Diare?

Diare merupakan gangguan pencernaan yang sering ditimbulkan oleh bakteri, virus atau parasit yang menginfeksi perut atau usus. Selain itu, diare juga dapat terjadi karena pencernaan terganggu akibat keracunan makanan, serta masuk angin.

Tanda-tanda diare diantara yaitu

1. Adanya perubahan bentuk tinja, seperti lebih encer, padat namun bercampur air, berbau, atau bisa juga bercampur darah.

2. Frekuensi buang air besar lebih sering, lebih dari 4 kali sehari.

Pada beberapa kasus, diare terjadi bersamaan dengan sakit perut, demam dan muntah.

Diare termasuk gangguan yang cukup serius karena dapat menimbulkan dehidrasi ringan hingga berat. Pada dehidrasi ringan, anak menunjukkan rasa haus akibat hilangnya cairan tubuh. Jika cairan tubuh terus berkurang, anak dapat mengalami asidosis (zat basa dalam tubuh berkurang,akibatnya anak bisa alami sesak nafas). Selain itu anak juga bisa mengalami kejang dan pingsan, jika zat-zat ekektrolit dalam tubuh semakin berkurang akibat hilangnya sejumlah cairan dalam tubuh.

Diare juga merupakan penyakit yang mudah menular. Penularan penyakit ini sering melalui tinja, lalat, dan jari. Aku oleh sebab itu, sangat penting menjaga kebersihan makanan dan minuman. Baik sebelum maupun setelah diolah. Agar tidak tertular, biasakan anak kita untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah melakukan kegiatan harian.

Tindakan yang bisa kita lakukan ketika anak diare, diantaranya adalah

1. Segera mengganti cairan yang hilang dari tubuh anak akibat diare, dengan memberikan oralit(larutan gula garam). Bisa pula menawarkan aneka jenis minuman pada anak untuk menghindari dehidrasi.

2. Memberikan makanan yang memadai. Jangan pernah mengurangi makanan yang biasa dikonsumsi anak.

3. Menghindari makanan dan minuman yang dapat merangsang pencernaan anak, seperti makanan asam, pedas, buah yang mempunyai sifat pencahar(nangka,durian), susu, keju, dan coklat.

3. Membantu anak untuk beristirahat dengan cukup serta mengurangi aktivitas.

4. Untuk mengurangi rasa sakit perut anak, kita bisa memberikan obat gosok luar seperti minyak kayu putih.

5. Sebelum memberikan obat, sebaiknya perhatikan diare anak. Jika tidak terlalu parah, tunda penggunaan obat. Sebab pada dasarnya diare adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri ( self limiting desease ).

Diare yang berlangsung berjam jam jangan dianggap sepele. Bila diare anak sudah lebih dari 4 kali atau lebih, anak merasa kesakitan tidak tertahankan, asupan makanan dan minuman tidak bagus, segera bawa anak periksa ke pelayanan kesehatan.

Semoga bermanfaat 😉


Bidan Oveeta_29

Kamis, 25 Januari 2018

KEJANG DEMAM PADA ANAK

KEJANG DEMAM PADA ANAK


KEJANG DEMAM

Kejang- kejang karena demam, biasa juga disebut dengan kejang demam atau stuip atau setep, adalah suatu kondisi kondisi saat tubuh anak balita sudah tidak dapat menahan serangan demam pada suhu tertentu. Naiknya suhu badan pada anak balita dapat merangsang kerja syaraf jaringan otak secara berlebihan, sehingga jaringan otak tidak dapat lagi mengoordinasikan persyarafan- persyarafan pada anggota gerak tubuh, antara lain pada lengan dan kaki. Akibatnya, terjadilah kejang- kejang antara lain pada lengan dan kaki anak balita.
Kejang demam ditandai dengan wajah yang membiru, lengan dan kakinya tersentak- sentak tak terkendali selama beberapa waktu. Gejala ini hanya berlangsung beberapa detik, tetapi akibat yang ditimbulkannya dapat membahayakan keselamatan anak balita.
• Akibat langsung yang bisa terjadi saat kejang demam yaitu
1. Gerakan mulut tidak terkontrol
2. Lidah tergigit
3. Lidah berbalik arah menutupi saluran pernafasan
4. Penundaan pertumbuhan jaringan otak


  Baca
Semakin sering anak balita mengalami kejang demam, semakin besar kemungkinannya mengalami penundaan pertumbuhan jaringan otak. Penundaan pertumbuhan jaringan otak ini dapat menyebabkan anak balita menjadi ideot atau memiliki memiliki tingkat kecerdasan jauh di bawah rata-rata.
Oleh sebab itu, sedapat mungkin jagalah suhu badan anak balita yang sedang mengalami demam. Jangan biarkan badannya menjadi sangat tinggi yang akhirnya dapat mengakibatkan kejang demam.
Ketahanan tubuh setiap balita dalam menghadapi naiknya suhu badan tidak sama dan sangat tergantung pada vitalitasnya. Ada yang tahan dan tidak mengalami kejang- kejang pada suhu lebih dari 39C, tetapi ada juga yang tidak tahan. Ada saat tubuh anak balita menahan pengaruh demam, ada pula saat anak balita tidak mampu menahan pengaruh demam sehingga mengalami kejang- kejang, biasa pada saat vitalitasnya tidak baik.
Memang ada anak balita yang relatif tahan terhadap pengaruh demam, misalnya karena selalu diberi ASI atau faktor genetik atau keturunan. Namun, hal ini tidak menjamin bahwa setiap demam ia akan mampu bertahan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kondisi tubuhnya ketika demam. Pada saat kondisi tubuhnya baik, mungkin ia mampu bertahan, tetapi pada saat kondisi tubuhnya kurang baik mungkin tidak mampu bertahan.
Apapun kemungkinan yang bakal terjadi, menjaga suhu badan anak balita agar tidak melebihi 39 C harus selalu dilakukan. Bila suhu badan balita sudah mencapai 38 , dan tidak ada tanda-tanda akan turun meskipun sudah diberi obat penurun panas atau malah cendurung meningkat, segeralah membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Mencegah kejang demam adalah langkah terbaik untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan.
Jika anak balita sudah terlanjur menderita kejang demam, janganlah panik.Hal-hal yang harus di lakukan adalah
1. Bila anak balita yang mengalami kejang demam berusia enam bulan
• Telungkupkan dan palingkan wajahnya ke samping
• Ganjal perutnya dengan bantal agar ia tidak tersedak
• Lepaskan seluruh pakaian dan basahi tubuhnya dengan air hangat. Langkah ini diperlukan untuk membantu menurunkan suhu badannya
• Bila anak balita muntah, bersihkanlah mulutnya dengan jari
• Walaupun anak balita telah pulih kondisinya, sebaiknya tetap dibawa ke dokter agar dapat ditangani lebih lanjut
• Jangan mengabaikan gejala kejang demam dengan tidak membawanya ke dokter. Dengan mempertimbangkan akibat yang terjadi, anak balita yang menderita kejang demam harus memperoleh penanganan dokter sehingga keselamatan dan kesehatannya senantiasa terjaga dengan baik
2. Bila anak balita yang mengalami kejang demam berusia lebih dari enam bulan
Pada dasarnya sama dengan anak balita yang berusia enam bulan. Perbedaannya adalah pada tindakan yang ditujukan pada mulut anak balita, yaitu harus diganjal dengan sendok yang sudah dibungkus perban atau kain bersih. Tujuannya agar lidahnya tidak tergigit atau saluran pernafasannya tidak tersumbat.
Semoga bermanfaat 😉

Kenali DIFTERIA

Kenali DIFTERIA


Kenali DIFTERIA!!!

Apakah Difteria?
Penyakit difteria adalah suatu infeksi akut yang mudah menular, dan yang sering diserang terutama saluran pernafasan bagian atas, dengan tanda khas timbulnya
" pseudomembran". Kuman juga melepaskan eksotosin yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal.
Penyebab penyakit difteria adalah kuman Corynebacterium diphteriae, bersifat gram positif dan polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri dapat ditemukan dalam sediaan langsung yang diambil dari hapusan tenggorok atau hidung. Basil difteri akan mati pada pemanasan suhu 60 derajat celsius selama 10 menit, tetapi tahan hidup sampai beberapa minggu dalam es, air, susu dan lendir yang telah mengering.
Patogenesis:
- Kuman hidup dan berkembangbiak pada saluran nafas bagian atas, tetapi dapat juga pada vulva, kulit, mata (walaupun jarang terjadi).
- Kematian pasien difteria pada umumnya dusebabkan oleh terjadinya sumbatan jalan nafas akibat pseudomembran pada laring dan trakhea, gagal jantung karena terjadi miokarditis, atau gagal nafas akibat terjadinya bronkopnemonia.
- Penularan penyakit difteria adalah melalui udara (droplet infection), tetapi juga dapat melalui perantaraan alat atau benda yang terkontaminasi oleh kuman difteria.
- Penyakit difteria dapat mengenai bayi, tetapi kebanyakan pada anak usia balita.
- Penyakit difteria dapat ringan ataupun berat, tergantung dari virulensi, banyaknya basil, dan daya tahan tubuh anak. Bila ringan, hanya berupa keluhan sakit menelan dan akan sembuh dengan sendiri serta dapat menimbulkan kekebalan pada anak jika daya tahan tubuhnya baik. Tetapi kebanyakan pasien berobat sering dalam keadaan sudah berat. Seperti adanya bullneck atau sudah stidor dan dispnea. Pasien diferia selalu dirawat di rumah sakit karena mempunyai resiko terjadinya komplikasi seperti miokarditis atau sumbatan jalan nafas.

BACA




Prognosis :
Prognosis penyakit ini bergantung pada :
1. Umur pasien. Makim muda usianya makin jelek prognosisnya.
2. Perjalanan penyakit, makin terlambat diketemukan makin buruk keadaannya.
3. Letak lesi difteria. Bila dihidung tergolong ringan.
4. Keadaan pasien, bila keadaan gizi buruk, juga buruk
5. Terdapatnya komplikasi miokarditis, sangat memperburuk prognosis.
6. Pengobatan, terlambat pemberian ADS, prognosis makin buruk.
Komplikasi :
1. Pada saluran pernafasan terjadi obstruksi jalan nafas dengan segala akibatnya. Seperti bronkopnemonia, atelektasis.
2. Kardiovaskuler: miokarditis, yang dapat terjadi akibat toksin yang dibentuk kuman difteria.
3. Kelainan pada fungsi ginjal: nefritis
4. Kelainan syaraf
Pencegahan:
1. Dengan imunisasi
2. Isolasi, aku pasien difteria harus dirawat dengan isolasi dan baru dapat pulang setelah pemeriksaan sediaan langsung tidak ditemukan Corynebacterium diphteriae 2 kali berturut-turut.
3. Pencarian seorang karier difteria dengan dilakukan uji shick. Bila diambil hapusan tenggorok dan ditemukan C. Diphteriae pasien diobati: bika perlu dilakukan tonsilektomi.
GEJALA UMUM:
1. Demam tidak terlalu tinggi
2. Lesu
3. Pucat
4. Nyeri kepala
5. Anoreksia sehingga pasien lemah
GEJALA LOKAL:
1. Nyeri menelan
2. Bengkak pada leher
3. Sesak nafas
4. Suara serak
5. Bila dihidung, timbul berupa batuk pilek, kotoran yang keluar bercampur darah.
Semoga bermanfaat 😉

KENAPA ANAK KITA BANYAK BERTANYA?

KENAPA ANAK KITA BANYAK BERTANYA?


KENAPA ANAK KITA BANYAK BERTANYA?

Pernah kesal gak, karena anak sering bertanya?. Sudah dijawab, masih aja tanya terus. Apalagi ketika bertanya, hal yang ditanyakan diluar kegiatan kita sehari-hari. Ada saja yang ditanyakan. Ditambah lagi, saat bertanya kita sedang sibuk melakukan hal lain yang penting. Tidak jarang kemudian kita dengan mudahnya memberi label bahwa anak kita cerewet dan bawel. Tul tidak???

Proses bertanya merupakan fitrah bagi kehidupan seorang anak. Hal ini dikarenakan pada masa pertumbuhannya, sel-sel neuron otak anak tidak begitu saja menelan setiap informasi. Dia selalu mempertanyakan sebelum disimpan lekat dalam file memorinya.

Anak yang banyak bertanya sebetulnya karena ia memiliki segudang rasa keingintahuan tinggi akan berbagai hal. Pada masa ini perkembangan otaknya sangat pesat. Anak merasakan haus akan informasi dan pengetahuan. Makanya tidaklah mengherankan bila anak sering bertanya ini dan itu. Bersyukurlah kita ketika anaknya melewati masa bertanya. Masa ini hanya terjadi sekali seumur hidup. Bahkan menurut para ahli, jika anak kita kurang suka bertanya, maka orang tua harus memancing supaya anak banyak bertanya.


Masa-masa bertanya akan menentukan kepandaian anak kelak. Semakin sering orang tua mengajak anak berdialog, akan membuat buah hati semakin kritis dan kreatif. Jiwa yang kritis akan menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi cerdas dan pemberani. Oleh karenanya, bila kita tidak memberikan respon positif terhadap pertanyaan anak, sama artinya kita telah menumpulkan sikap kritis dan kreativitasnya secara perlahan. Padahal dengan bertanya, rasa ingin tahu anak akan tersalurkan. Kondisi ini merupakan stimulan untuk mengembangkan proses berpikirnya. Saat-saat inilah merupakan saat terbaik untuk mengembangkan pengetahuan pada anak,karena dalam kondisi ini otak anak sedang terbuka. Ketika rasa ingin tahunya besar, maka informasi akan tersimpan sangat kuat. Agar potensi anak juga terarah dengan baik maka orang tua harus bijak mengarahkannya. Berbagai pertanyaan dari anak sebaiknya dijawab sesuai dengan kemampuan berpikirnya.

BACA


Anak yang suka bertanya namun hanya mengulang pertanyaan tanpa bertanya lebih mendalam, bukanlah termasuk anak yang kritis. Karena anak yang kritis tidak sekedar bertanya, tetapi juga membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Kemampuannya dalam menganalisa menyebabkan tidak menerima begitu saja apa yang dikatakan oleh orang tua, dewasa dan orang yang lebih tua darinya. Namun ia akan berani untuk bertanya lebih detail lagi.

Banyak bertanya juga akan menstimulasi kreativitas anak. Menurut penemu mind map, Tony Buzan, memaparkan hasil studinya terhadap berbagai kelompok umur tentang kreativitas. Soal-soal yang diberikan meliputi kecepatan berpikir, orisinalitas, berimajinasi, membangun koneksi, fleksibilitas dan lain-lain. Penilaian semua komponen tersebut diberikan angka tertinggi 100. Bagaimana hasilnya ? Nilai tertinggi ternyata diraih oleh anak usia dini dibawah 6 tahun dengan nilai 95 %. Nilai tertinggi kedua diraih oleh anak SD sebesar 75 %, SMP 50 %, Universitas 25 % dan orang dewasa 10 %. Ternyata kreativitas manusia paling subur ketika usia dini dan semakin menurun dengan bertambahnya usia.

* Anak lebih senang bertanya kepada Ibu

Menurut penelitian terbaru di Inggris, dalam sehari selama 12 jam terhitung dari waktu sarapan hingga makan malam, para ibu bisa dibombardir sekitar 300 pertanyaan dari anaknya. Bahkan anak perempuan usia 4 tahun bisa memberikan 390 pertanyaan pada ibunya dalam sehari. Ini artinya setiap dua menit 36 detik sekali, muncul satu pertanyaan dari anak untuk ibunya.

Penelitian yang dilansir oleh yahoo news ini dilakukan terhadap 1.000 orang ibu dan anaknya yang berusia 2-10 tahun. Uniknya, sebanyak 82 persen anak cenderung suka bertanya pada ibunya terlebih dahulu daripada ayah. Sebab 24 persen dari anak tersebut mengaku jika bertanya pada ayah, jawabannya selalu sama, “Tanyakan pada ibumu.” Jadi anak-anak akan lebih senang bila bertanya langsung kepada ibunya.

* Hati-hati menjawab pertanyaan anak

Saat terbaik untuk memberi pengetahuan pada anak adalah disaat mereka bertanya. Proses berpikir otak pada kondisi ini sangat pesat. Ketika rasa ingin tahunya besar, maka informasi akan tersimpan sangat kuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah bila menghadapi berbagai pertanyaan anak.

Sebut saja namanya Dita, gadis kecil ini menanyakan kepada ibunya apa singkatan dari BJ pada nama depannya Pak Habibie. Sebetulnya sang ibu juga tidak tahu jawaban dari pertanyaan anaknya tersebut. Namun sebagai orang tua yang ditanya oleh anaknya, sang ibu merasa tidak pantas bila ia tidak tahu jawaban dari pertanyaan anaknya tersebut. Akhirnya ibunya menjawab kepanjangan BJ pada nama depan Pak Habibie adalah Brilian Jenius. Jawaban spontan dari sang ibu, karena yang terlintas dalam pikirannya bahwa image itulah yang terbentuk dari sosok Pak Habibie.

Dita sangat puas mendengar jawaban sang ibu. Esok harinya, ia segera memberitahu teman-temannya tentang kepanjangan BJ pada nama depan Pak Habibie. Beberapa orang kakak kelas yang mendengar malah menertawakannya. Para kakak kelas itu bilang sama teman-teman Dita “Eh, jangan dengerin omongan Dita, itu salah!” Namun, Dita tetap yakin bahwa jawaban dia benar. “Kata ibuku BJ itu memang singkatan dari Brilian dan Jenius, karena Pak Habibie memang orangnya cerdas”. Mendengar penjelasan Dita, kakak kelas semakin menertawakannya, “Eh, bilang sama ibumu, baca koran dong?”

Dita pun terdiam, ia sedih dan menyalahkan ibunya karena telah gegabah menjawab pertanyaan darinya. Namun kekesalan itu ia pendam terus karena iapun tak berani mengungkapkannya pada sang ibu. Peristiwa itu teringat terus hingga Dita dewasa. Ibunya tidak pernah tahu apa yang pernah terjadi pada anaknya tersebut. Semenjak itu, Dita mulai tidak percaya sepenuhnya pada kata-kata sang ibu.

Dengan demikian, berhati-hatilah bila menghadapi pertanyaan anak. Orang tua yang penuh perhatian terhadap setiap pertanyaan anak dan semangat mencari tahu jawabannya, akan membuat anak semakin termotivasi untuk mencari tahu berbagai hal lainnya. Yang harus kita ingat bahwa bukanlah hal tabu bila orang tua mengatakan “tidak tahu” pada anak terhadap pertanyaan yang mereka ajukan. Lebih baik jujur dan mencari solusi terbaik untuk mencari jawaban bersama-sama apa pertanyaan anaknya. Informasi tersebut bisa kita peroleh lewat membaca buku bersama-sama, browsing di internet, bertanya kepada orang lain yang lebih tahu jawabannya atau mengunjungi tempat tertentu berkaitan dengan pertanyaan anak. Misalnya kalau anak bertanya tentang pesawat terbang, kita bisa mengajak mereka ke museum. Sambil rekreasi, anak juga bisa belajar sambil bermain.

* Berikut rangkuman kiat-kiat yang bisa kita lakukan ketika hadapi anak yang suka bertanya :

1. Berhati-hati dalam mengggunakan bahasa yang tepat dan sesuai perkembangan anak.

2. Saat memberikan jawaban, sebaiknya orang tua memberikan penjelasan bukan sekedar jawaban singkat.
Contohnya adalah, "Kenapa daun-daun di pagi hari basah, padahal tidak turun hujan?" Kita jangan menjawabnya dengan "Karena ada pengembunan". Akan lebih baik kalau dijelaskan semua proses dari awal hingga akhir sampai buah hati mengerti dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.

3. Jangan sembarangan saja membeikan jawaban pertanyaan anak. Jawaban yang kita berikan harus tepat dan tidak boleh asal karena jawaban kita inilah nanti yang akan menjadi konsep dasar anak dalam memahami suatu hal.

Lalu bagaimana kalau orang tuanya masih ragu akan jawaban atau malah sama sekali tidak mengetahui jawabannya. Maka jangan sungkan-sungkan untuk berterus terang kepada anak. Misalnya saja orang tua berkata. "Maaf ibu belum tahu jawabannya." "Bagaimana kalau kita cari bersama-sama jawabannya."

Hal ini sangatlah penting untuk menghindari anak dari kesalahan konsep yang mungkin mereka terima bila mendapatkan jawaban yang tidak tepat dari kita.

4. Selain memberikan penjelasan kepada anak, alangkah baiknya kita sebagai orang tua juga banyak bertanya mengenai sesuatu hal yang suda diketahui oleh anak.

Misalnya saja kalau buah hati sudah membaca buku tentang hewan, maka orang tua bisa bertanya seperti ini.
"Hewan apa saja yang hidup di darat?

5. Selain untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan anak tentang sesuatu, juga bisa melatih kemampuan anak untuk menjelaskan sesuatu. Tak hanya itu saja, hal ini bisa membuat anak menjadi terbuka kepada orang tuanya untuk membicarakan banyak hal di kemudian hari.

Semoga bermanfaat 😉